
Garut, JejakInformasi.id – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Wangi, Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, terus menunjukkan kiprahnya dalam mendukung program ketahanan pangan. Dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 232.933.000 pada tahun 2025, BUMDes ini fokus pada dua unit usaha utama, yakni budidaya ayam petelur dan penyediaan gabah/beras bagi masyarakat. Kamis (04/09/2025)
BUMDes Mekar Wangi berdiri berdasarkan Peraturan Desa Nomor 17 tentang Pembentukan BUMDes Mekar Wangi. Sejak awal, keberadaannya diharapkan menjadi wadah usaha desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat kemandirian pangan.
Ketua BUMDes Mekar Wangi, Gungun Imat, menegaskan bahwa program ketahanan pangan yang dijalankan tidak hanya berorientasi pada penambahan Pendapatan Asli Desa (PADes), melainkan juga sebagai solusi nyata bagi masyarakat dalam mendapatkan pangan yang murah, mudah, dan berkualitas.
Dalam mekanisme pelaksanaannya, BUMDes Mekar Wangi mengembangkan peternakan ayam petelur dari hulu ke hilir. Saat ini, BUMDes sedang melakukan pemesanan (PO) ayam petelur sebanyak 1.000 ekor yang akan datang secara bertahap. Hasil produksi nantinya tidak hanya dipasarkan kepada konsumen langsung, tetapi juga menyasar warung-warung sekitar tanpa mematikan usaha kecil masyarakat.
Untuk sektor beras, BUMDes membeli gabah dari petani setempat saat musim panen, kemudian mengolahnya sesuai kebutuhan pasar. Strategi ini membuat BUMDes dapat menjaga ketersediaan beras, terutama saat musim paceklik.
“Kami sengaja memotong rantai pasar agar masyarakat bisa membeli beras berkualitas premium dengan harga lebih murah dari pasar,” jelas Gungun Imat.
Manfaat dan Respon Masyarakat
Dari sisi sosial, program ini telah membuka lapangan kerja baru karena sebagian karyawan berasal dari masyarakat sekitar, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran. Selain itu, masyarakat juga merasakan kemudahan dalam memperoleh beras dengan harga terjangkau.
Respon masyarakat pun sangat positif. Mereka antusias dengan hadirnya program ini, khususnya karena bisa mendapatkan beras dengan harga petani, bukan harga pasar.
Salah seorang warga Desa Ciburuy, Isur (42), mengaku menyambut baik rencana pengembangan budidaya ayam petelur yang dijalankan BUMDes.
“Kalau nanti ada peternakan ayam petelur, tentu akan sangat membantu masyarakat. Selain bisa jadi peluang kerja, juga memudahkan kami untuk membeli telur dengan harga yang lebih terjangkau,” ujarnya.
Dukungan dan Tantangan
Keberhasilan program ini tentu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), hingga masyarakat sekitar. Meski begitu, tantangan tetap ada, terutama terkait ketersediaan bahan baku gabah yang kadang menurun akibat produksi petani yang berkurang.
Gungun Imat berharap agar BUMDes Mekar Wangi ke depan semakin berperan penting bukan hanya dalam menambah PADes, tetapi juga sebagai penopang utama kebutuhan pangan masyarakat Desa Ciburuy.
Kepala Desa Ciburuy, Dindin Saepudin, berikan apresiasi penuh terhadap pelaksanaan program ketahanan pangan ini. Menurutnya, program yang didukung oleh alokasi Dana Desa sebesar 20% sesuai dengan Kepmendesa PDT Nomor 3 Tahun 2025, benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
“Program ketahanan pangan ini bukan sekadar bermanfaat, tetapi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Mereka bisa mendapatkan pangan yang murah, mudah, dan tersedia di desanya sendiri,” tegas kades.
Lebih lanjut, ia berharap agar pengurus BUMDes terus kompak dalam mengelola program ini, serta masyarakat menjadikannya sebagai jembatan menuju peningkatan kesejahteraan bersama.
Dengan sinergi antara BUMDes, Pemerintah Desa, dan masyarakat, program ketahanan pangan di Desa Ciburuy diyakini akan terus berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang lebih luas. (F.BOY)